
Tantangan Bisnis Konveksi Di Era Digital,Covid-19 menyisakan segelitir hikmah di balik kehadirannya selama 2 tahun. Kehidupan masyarakat secara global secara progresif berubah ke arah positif digital. Kondisi yang penuh keterbatasan memaksa kita menyesuaikan diri dengan keadaan. Bahkan pekerjaan pun kita lakoni di rumah saja ya. Sampai-sampai ada slogan di masyarakat yang sebutkan “semua hal bisa kita onlinekan.” Slogan itu tidak sepenuhnya salah. Jangankan bisnis besar seperti konveksi, bisnis rumahan seperti masakan rumahan juga sudah menjelajah di social media. Namun tentu saja setiap usaha memiliki tantangannya tersendiri. Termasuk tantangan bisnis konveksi di era digital tidak dapat kita elakkan. Kali ini kita akan membahas tema penting soal tantangan dan potensi bisnis di era digitalisasi saat ini.
Transformasi Bisnis Tradisional Ke Modern
Dengan banyaknya kasus bisnis konveksi yang tutup, tentu kit harus melakukan evaluasi. Salah satu penyebab gulung tikarnya bisnis tersebut adalah ketidakmampuannya mengikuti ritme pasar yang telah berpindah ke digital. Transformasi ini tentu membutuhkan pemahaman tentang tata caranya.
Hadir secara online.
Langkah awal yang perlu kita ambil untuk menghadapi tantangan bisnis konveksi ke era digital adalah membnagun kehadiran online. Kita harus memastikan toko atau bisnis kita hadir di kanca digital. Cara dengan membangun website dan akun social media khusus. Tujuannya tentu saja untuk membuka akses digital kepada pelanggan kita. Media ini juga menjadi sarana untuk promosi produk dan layanan konveksi. Benefit yang kita dapatkan juga cukup besar. Karena dengan demikian kita memiliki jalur promosi yang relative affordable bahkan gratis. Cukup mempelajari cara menggunakan media tersebut hingga mudah tampil di mesin pencari.
Memanfaatkan platform e commerce.
Sebagai negara yang besar, Indonesia menjadi incaran berbagai pihak untuk mengembangakn platform. Buktinya saat ini kita telah memiliki lebih dari 3 pilihan e commerce di Indonesia. mulai dari toko orang, biru dan masih banyak lagi. Nah kita bisa memanfaatkan keberadaan mereka untuk melakukan transformasi bisnis ke modern.
Integrasi teknologi.
Digitalisasi yang massif tidak lepas dari ragam teknologi yang terus berkembang ya. Misalnya saja software ERP untuk manajemen keuangan, inventori dan customer relation. Nah yang paling penting, teknologi ini hadir untuk memudahkan pekerjaan manusia ya. Tentangan bisnis konveksi ke era digital adalah penggunakan teknologi desain dan produksi untuk efisiensi produksi. Memang kita perlu kerja keras di awal mempelajarinya. Setelah menguasai cara menyeting dan operasinya kita bisa menggunakan untuk produksi otomatis.
Pertumbuhan Bisnis Fashion Global
Geliat bisnis fashion secara global menunjukkan peningkatan drastis. Nilai pasar e commerce di tahun 2022 menginjak angka 759.9 milyar dolar amerika. Jumlah pembeli online tidak tanggung-tanggung mencapai angka 2.14 miliar. Artinya jika kita berhasil masuk dan eksis di dunia e commerce fashion global kita bisa menjangkau 2.14 miliar pelanggan. Bisa kita bayangkan bagaimana besarnya margin keuntungan yang potensial di sana ya. Untungnya e commerce saat ini telah banyak berintegrasi dengan social media. Misalnya saja facebook punya marketplace, ada juga live tiktok, Instagram juga punya fitur sponsorship yang memudahkan promosi. Kabar baiknya indonesia menjadi salah satu market e-commerce fashion terbesar di Asia Tenggara.
Dampak dari pertumbuhan bisnis fashion global ini terhadap bisnis konveksi sangat besar yaitu;
- Meningkatkan permintaan. Bisnis online memang memberikan banyak kemudahan. Orang bisa beli baju baru dengan gaya yang paling trend saat ini hanya lewat hp mereka. Nah hal ini membuat masyarakat jauh lebih konsumtif. Apalagi harga-harganya jauh lebih murah ya. Sudah tidak capek ngantri di toko, barangnya langsung tiba di rumah juga. Dampaknya dari pembelian yang meningkat adalah tuntutan ke konveksi menyediakan produk tinggi. Artinya cuan yang masuk juga akan banyak. Tentu saja inilah yang pebisnis bukan?namun untuk mencapai hal tersebut kita harus mampu menaklukkan tantangan bisnis konveksi ke era digital.
- Dampak lain yang tidak dapat kita hindari adalah kompetisi semakin ketat. Saat memasuki dunia digital kita harus siap berhadapan dengan kompetitor yang banyak. Bukan hanya berasal dari daera yang sama bahkan nasional hingga internasional.
- Perlu adaptasi model bisnis. Konveksi tradisional tentu tidak sama dengan model bisnis e-commerce. Oleh karena itu wajib hukumnya untuk melakukan modifikasi atau adaptasi model bisnis yang sesuai dengan platform.
Peran Media Sosial
Meningkatkan jangkauan dan visibilitas.
Social media memang telah bersifat global. Artinya jika kita memiliki akun Instagram misalnya, semua orang di seluruh dunia bisa menjangkaunya. Nah begitu juga dalam hal bisnis konveksi. Memiliki akun social media khusus bisnis akan membantu kita meningkatkan jangkauan pelanggan. Konveksi terdekat bisa kita akses dimanapun.selain itu konveksi terdekat dapat membangun kesadaran masyarakat terhadap brand yang ada. Brand awareness masyarakat membuat konveksi terdekat mudah untuk membangun loyalitas pelanggan.
Memberikan feedback dan insight.
Social media membuat pembeli dan penjual bisa berinteraksi satu sama lain. Interaksi ini terjadi via komunikasi langsung saat live misalnya atau by comment atau massage. Semua media tersebut tersedia di social media sehingga pelanggan bisa memberikan masukan membangun untuk produsen. Tantangan bisnis konveksi ke era digital dalam hal kualitas produk bisa teratasi dengan memperhatikan umpan balik pelanggan.
Sebagai media promosi dan jualan.
Social media membuka kesempatan bagi konveksi terdekat untuk melakukan promosi dengan harga terjangkau. Biaya promosi bisnis tradisional biasanya menghabiskan banyak uang. Namun dengan kehadiran dari social media ini kita bisa melakukan promosi dengan biaya seefektif mungkin. Dampaknya kita bisa memfokuskan dana lainnya untuk kegiatan produksi dan pengembangan.
Tantangan Bisnis Konveksi Ke Era Digital
Daya belajar yang kuat.
karena berbicara digitalisasi selalu berkaitan dengan teknologi terbaru, maka kita perlu terus belajar. Tujuannya agar bisnis kita bisa terus menyesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan platform. Sayangnya banyak sekali pengusaha konveksi yang tidak memiliki keterampilan digital yang memadai. Akhirnya mereka tertinggal jauh dari para kompetitornya. Maka kita perlu pelatihan dan melatih karyawan untuk terus mengasa keterampilan digital mereka
Bahan baku mahal.
Saat ini Indonesia tengah menghadapi kondisi ekonomi yang tidak stabil. Semua barang baik dari bahan baku hingga tekstil mengalami kenaikan. Dampaknya bahan baku konveksi jadi mahal. Akhir sebagai pebisnis kita harus memutar otak agar biaya operasional lebih efisien termasuk bahan baku. Kondisi ini memberikan tantang bisnis konveksi ke era digital yang lebih berat lagi. Karena perekonomian sedang tidak settle maka masyarakat cenderung enggan berbelanja pakaian. Karena prioritas utama mereka adalah kebutuhan pangan mereka seperti beras dan lauk pauk.
Kabar baiknya saat ini konveksi terdekat telah hadir untuk menjawab tantangan tersebut. mereka berhasil memformulasi rancangan bisnis yang menghasilkan produk yang tetap terjangkau. Selain itu pelayanan mereka juga menjangkau hingga pelosok. Sehingga berberbelajan fashion menjadi lebih mudah. Ingat fashion, ingat konveksi terdekat. Informasi selanjutnya ada di konveksiterdekat.com atau hubungi 0811 811 2348